Materi Marhaenisme : Bagian 2

marhaenisme

Pengertian dan Konsep Dasar Marhaenisme

Asal kata Marhaenisme berawal pada saat Soekarno merasa perlu mencari kata pemersatu rakyat. Karena dalam propaganda PKI istilah “orang kecil” seringkali dipakai untuk mengacu kepada kaum proletar. Menurut Soekarno di Indonesia yang miskin bukan hanya golongan proletar tetapi hampir keseluruhan rakyat Indonesia dalam kemiskinan akibat kapitalisme.

Soekarno mendapat istilah Marhaenisme berawal ketika pada suatu hari saat sedang jalan-jalan di desa Kiduleun Cigereleng, Bandung. Ia berjumpa dengan seorang petani yang sedang mengerjakan sawah kepunyaannya sendiri, dengan menggunakan alatnya sendiri. Dalam benak Soekarno terbesit jelas bahwa ia bukan proletar karena tidak menjual tenaganya, walau demikian petani tersebut hidup dalam kemiskinan. Soekarno menanyakan namanya? Marhaen, jawab si petani. Setelah peristiwa tersebut, Soekarno mendapatkan ilham untuk menggunakan namanya untuk menggambarkan penderitaan rakyat Indonesia.

Dari asal perkataan ini sudah jelas dan nyata bahwa Marhaen adalah kata pemersatu. Karena di Indonesia yang miskin bukan hanya proletar -yang hanya menjual tenaga atau jasanya- tetapi orang yang memiliki tempat pun termasuk. Entah ia sebagai petani, buruh, nelayan, pegawai, sarjana, maupun dokter, selama ia dalam keadaan miskin maka ia adalah marhaen. Dalam pembelaannya, Soekarno memakai istilah Marhaenisme dengan makna yang lebih luas. Marhaenisme disamakan dengan “massaisme” atau kekuatan massa, meski mereka kecil dalam status dan kepemilikan, namun mereka besar dalam jumlah yang bila disatukan bisa menjadi kekuatan besar melawan kolonialisme.

“Pergaulan hidup marhaen, – pergaulan hidup yang sebagian besar sekali adalah terdiri kaum tani kecil, kaum buruh kecil, kaum pedagang kecil, kaum pelajar kecil, pendek kata : . . . . kaum kromo dan kaum marhaen yang apa-apanya semua kecil.”

Kaum marhaen bukan hanya kaum buruh, melainkan juga petani kecil, pedagang kecil dan pelajar kecil. Bahkan, dalam perkembangannya kaum marhaen bukan hanya kaum kecil atau kaum melarat saja. Setelah Marhaenisme dijadikan asas oleh Partindo, orang yang disebut marhaenis adalah tiap-tiap orang bangsa Indonseia yang menjalankan Marhaenisme.

 

Lanjut Baca >> Bagian 3