Seperti Pandji Pragiwaksono yang menegaskan bahwa dirinya adalah Atasan Presiden Republik Indonesia, pada kesempatan ini, saya selaku Atasan Bupati Indragiri Hilir mengucapkan selamat dilantik kepada bawahan saya, H. Herman, SE., MT dan Ibu Yuliantini, S.Sos., M.Si. hehe.
Bapak dan Ibu dipilih oleh 57.62% pemilih, suara yang cukup masif, tapi perlu diingat, bapak dan Ibu akan menjadi bawahan untuk 100% rakyat Indragiri Hilir, asal memiliki KTP indragiri Hilir, otomatis dia adalah atasanmu lho pak.
Karena kebanyakan bawahan kami (Bupati, Gubernur, bahkan Presiden) biasanya setelah dilantik, langsung bermesraan dengan para timses, cukong, serta obral janji jatah jabatan, proyek, dan hal-hal lain yang sumbernya sebenarnya dari kami sang atasan.
Tapi, saya rasa Bapak dan Ibu tidak akan begitu, atau setidaknya saya harap tidak begitu, dengan masifnya jumlah pemilih Bapak dan Ibu, mudahan menjadi legitimasi bahwa Bapak dan Ibu memang berbeda dengan bawahan kami yang lain.
Jadi, saya ingatkan kembali, jadilah bawahan kami semua ya pak, jangan bermesraan di belakang kami, karena itu sakit, eeakk.
Job Desk Bawahan
Sama seperti pekerjaan-pekerjaan lain, saat baru dipekerjakan, pekerja akan diberi tugas-tugas yang harus dikerjakan. Bapak dan Ibu sebagai bawahan saya, harus menyelesaikan tugas – tugas yang telah menjadi momok masyarakat Indragiri Hilir. Saya harap Bapak dan Ibu menyimak dengan baik, agar nanti saat bertugas, Bapak dan Ibu tidak repot-repot saya beri Surat Peringatan (SP 1, SP 2, dan SP 3).
- Budaya Fee Proyek
Budaya fee proyek yang mengakar di Indragiri Hilir telah menjadi penyakit kronis, yang terus merongrong APBD kita menjadi tidak efisien. Mungkin bapak dan ibu juga bisa membaca tulisan ini sebagai referensi.
Mampukah Bupati Herman Menyetop Budaya Fee Proyek?
Jika bapak dan ibu ingin kita memiliki APBD yang terserap dan berdampak besar untuk pembangunan di daerah kita, bapak dan ibu harus berani merubah secara mengakar budaya buruk ini, jika tidak, mau kita punya APBD sebesar Daerah Khusus Jakarta (DKJ)-pun, kita tidak akan mendapat hasil yang maksimal. Jangan sampai di kemudian hari, kami masyarakat Indragiri Hilir mendegar untuk bisa mendapatkan proyek, atau saat serah terima pertama pekerjaan suatu proyek harus menyetor sana-sini yang tidak sesuai dengan aturan yang telah ada, jangan ya pak ya….hehehe.
- Banjir
Indragiri hilir seperti yang telah kita ketahui bersama, adalah dataran rendah yang banyak dialiri sungai dan parit-parit, serta mayoritas bertanah gambut, sudah menjadi sunatullah kita dilahirkan di tempat ini, jadi jangan sampai ada perkataan bahwa bencana ini sudah ditakdirkan untuk kita. Manusia sebagai khalifah di muka bumi harus dapat menjaga dan hidup selaras dengan alam, alam akan membalas lebih dahsyat jika kita tidak mencoba memahami tanda-tanda kemurkaannya.
Hari ke hari, tahun ke tahun, kita rasakan bersama, banjir rob yang semakin tinggi, ini sudah cukup menjelaskan bahwa telah ada tanda kemurkaan alam atas kerusakan yang kita, manusia lakukan.
Penurunan permukaan tanah, penggunaan air tanah yang tidak terkendali, bangunan yang didirikan tidak sesuai dengan aturan, pendangkalan Parit dan Daerah Aliran Sungai, hilangnya daerah resapan air, penebangan liar dan penggunaan bakau yang tidak terkendali, dan pengelolaan drainase yang kacau balau, adalah sedikit persoalan yang harus bapak dan ibu selesaikan. Semoga setelah lima tahun ke depan, kami merasakan perubahan saat musim pasang dalam, sehingga dengan mudah pada pemilihan selanjutnya bapak dan ibu kami angkat lagi sebagai bupati, hehehe.
- Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah yang belum terkelola secara maksimal, mengakibatkan tumpukan sampah di mana-mana, Bapak dan Ibu harus dapat membuat terobosan dalam hal ini, jumlah tempat sampah yang minim, dan integrasi tempat pembuangan sampah adalah sedikit dari sekian banyak permasalahan yang harus Bapak dan Ibu selesaikan, ini juga berkaitan dengan alam, jangan sampai karena tempat sampah yang tidak dapat dijangkau masyarakat, akhirnya kami harus membuang sampah di parit dan drainase yang lagi-lagi dapat menyebabkan banjir.
Memperbanyak armada pengangkut sampah, pengawasan retribusi (pungutan dari masyarakat) dalam pengelolaan sampah, dan pembuatan Tempat Pembuangan Akhir di Kecamatan-Kecamatan juga jangan sampai Bapak dan Ibu lupakan, seperti di Kecamatan Kateman, Kemuning, Keritang, dan lain-lain, sehingga pengelolaan sampah sampai dan dirasakan seluruh atasan Bapak. makin pusing ya pak ? sama pak, saya juga, hahaha.
- Defisit Anggaran
Tentu Bapak telah mengetahui hal ini, mengingat Bapak sebelumnya telah pernah menjadi Pj (Penjabat) Bupati di Indragiri Hilir. Perencanaan anggaran harus serius dilaksanakan oleh seluruh bawahan bapak, jangan sampai kegiatan-kegiatan yang digunakan dengan uang kami, dilaksanakan secara serampangan.
Bapak harus mampu mengawasi perencanaan APBD di Instansi dan mengetahui prioritas anggaran, yang mana harus digemukan, dan yang mana harus dirampingkan. Agar kami, atasan bapak, bisa merasakan manfaat dari penyerapan APBD itu.
Jika perencanaan telah dapat diawasi dengan baik, mudah-mudahan tidak ada lagi defisit, karena muaranya permasalahan defisit anggaran adalah ketidakmampuan pucuk pimpinan dalam memilih yang mana prioritas dan yang bukan.
Jangan sampai perjalanan dinas hanya menghasilkan foto-foto para ASN berpelesir di lini masa media sosial, memang tidak mengapa, tapi jangan hanya itu dong! feedback apa yang dapat kami rasakan dengan perjalanan yang bawahan bapak lakukan ? mengingat itu uang kami lho pak, harus ada pertanggungjawabannya dong. Hehe. Bukan hanya sebatas SPJ, ups. Hahaha.
Kita Semua Pernah Menjadi Pemula
Nah, itu lho pak, beberapa tugas yang harus bapak dan ibu kerjakan, tapi tidak hanya itu, masih banyak yang lain! tapi ksepertinya kalau semua saya tulis di sini, nanti bapak dan ibu ngantuk lagi, hehehe.
Saya memahami, makin tinggi jabatan yang kami berikan kepada bawahan, kompleksitas penyelesaianyapun akan semakin tinggi, tapi, kan bapak dan ibu yang mau maju jadi Bupati bukan kami, hahaha. Tentu Bapak dan ibu harus siap dengan segala kompleksitas ini, kami memahami kok pak, bapak dan ibu masih pemula menjadi Bupati, istilahnya masih Noob, hehe.
Ibaratnya, seperti kami yang baru belajar main gim Mobile Legend, atau PUBG Mobile, harus belajar caranya dulu, harus mengerti bagaimana cara bertempurnya dulu, harus paham trik-triknya dulu, tapi bukan trik untuk mengelabui kami lho pak, hehe.
Fasilitas
Sama seperti pekerjaan lain, kami sebagai atasan akan memberikan sejumlah fasilitas selama Bapak dan Ibu bekerja. Kami berikan ini agar Bapak dan Ibu lancar dalam bertugas, agar Bapak dan Ibu mampu melayani kami dengan baik.
Kami pinjami Bapak dan Ibu kantor yang megah dan ber-AC, kami berikan mobil dinas, rumah dinas, perjalanan dinas, tunjangan, anggaran makan minum, dan akomodasi untuk bisa kesana-kemari, tolong dapat digunakan dengan penuh rasa tanggung jawab ya pak, hehe.
Bapak dan Ibu boleh menggunakan seluruh fasilitas itu, dan fasilitas lain yang telah diatur, asalkan bapak dan ibu bekerja dengan baik, kami semua akan ikhlas kok memberikannya. Tapi ya itu, Kerja dengan baik ya pak, hehehe.
Penutup
Terakhir, saya sampaikan selaku atasan bapak dan ibu, selama bapak dan ibu bekerja lima tahun ke depan, kami akan terus mengawasi Bapak dan Ibu, tenang pak, nanti, jika Bapak dan Ibu sedikit keluar jalur, kami dengan senang hati mengingatkan. Sekali lagi, selamat bekerja, selamat berpusing-pusing, untung bapak dan ibu mau jadi Bupati, kalo saya pasti menolak pak, pusing!! tugasnya berat sekali, apalagi menghadapi atasan yang nyinyir seperti saya, hahaha.
Semangat pak herman dan ibu yuliantini, salam Inhil Hebat!!
oleh : Andika Pranomo
Anggota GmnI Indragiri Hilir