Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Tangerang membakar keranda di lokasi kecelakaan truk tanah menabrak pasangan suami-istri hingga tewas di Bunderan Bugel Tigaraksa, Kelurahan Kaduagung, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang pada Kamis, 17 Oktober 2024.
Ketua GMNI Kabupaten Tangerang, Endang Kurnia mengatakan, aksi tersebut dilakukan untuk mengingatkan pejabat yang lalai dalam pelaksanaan kebijakan hingga mengakibatkan korban tewas.
“Kami (mahasiswa) membawa keranda dan menyalakan lilin di sana itu simbol matinya hati nurani penguasa di Kabupaten Tangerang ini,” ungkap Endang di lokasi pada Kamis, 16 Oktober 2024.
Endang menyebut, jam operasional truk tanah atau tambang sudah diatur dalam Peraturan Bupati (Perbup). Hanya saja, Perbup itu tidak dijalankan secara tepat, sehingga kerap memakan korban jiwa.
“Sudah sering kali truk tanah memakan korban jiwa. Seperti yang baru saja terjadi pada Jumat, 11 Oktober 2024 saat pejabat Kabupaten Tangerang sedang tertawa menikmati hiburan HUT Kabupaten Tangerang disini ada masyarakat yang kehilangan keluarganya akibat truk tanah,” ungkapnya.
Mirisnya lagi, lanjut Endang, anak dari korban tewas yang disebabkan truk tanah belum menerima kompensasi atau bantuan dari pemerintah setempat sebagai bentuk pertanggungjawaban.
“Adik (korban selamat) kami yang kehilangan kedua orang tuanya akibat kecelakaan itu belum dapat bantuan dari pemerintah. Dimana hati nurani pemerintah,” ujarnya.
Untuk itu, mereka mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang memberikan perhatian kepada anak berusia 9 tahun tersebut supaya bisa tetap melanjutkan pendidikan.
“Dia (anak korban) punya satu saudara dan masih sama-sama sekolah. Kami minta agar pemerintah dapat menjamin pendidikan kedua anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya teraebut,” ungkapnya.
Sumber: poskota.co.id